Babarengan.com – MVP Pictures kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkaya perfilman Indonesia dengan merilis proyek terbaru mereka berjudul ‘Gowok Kamasutra Jawa’, disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Setelah kesuksesan besar film ‘Tuhan Izinkan Aku Berdosa’, Hanung kini mengeksplorasi tema budaya Jawa yang jarang disentuh oleh sineas lainnya.
Dalam kebudayaan Jawa, istilah ‘Gowok’ memiliki makna yang mendalam. Gowok merujuk pada perempuan yang disewa untuk memberikan bimbingan tentang kehidupan rumah tangga dan seksualitas kepada pria muda sebelum mereka menikah. Praktik ini bertujuan agar calon suami memiliki pemahaman yang baik tentang cara memuaskan istri serta mengenali tubuh perempuan dengan lebih baik.
Hanung Bramantyo menjelaskan bahwa inspirasi utama dari film ini berasal dari konsep ‘Kamasutra’ yang berakar dari India, sebuah karya klasik yang mengulas tata cara hubungan seksual dalam pernikahan. Namun, Hanung menekankan bahwa dalam konteks Jawa, referensi yang lebih dekat adalah ‘Serat Centhini’, sebuah naskah Jawa kuno yang mengandung banyak pelajaran kehidupan.
“Saya menyebut film ini sebagai ‘Kamasutra Jawa’ agar lebih mudah dipahami oleh penonton, meskipun latar belakang budayanya memang berbeda,” jelas Hanung Bramantyo saat ditemui di lokasi syuting ‘Gowok Kamasutra Jawa’ di Gamplong, Yogyakarta. Dia menambahkan bahwa film ini bukan sekadar eksploitasi budaya, melainkan upaya mendalami dan menghormati tradisi Jawa yang kaya akan nilai-nilai.
Dukungan penuh dari MVP Pictures, yang dipimpin oleh Pak Raam Punjabi, menjadi salah satu kunci keberhasilan proyek ini. Raam Punjabi dikenal selalu mendukung konsep-konsep film yang unik dan berani. Hanung mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan MVP Pictures yang memungkinkan film ini diwujudkan.
“Saya membuat film ini dengan tujuan utama untuk pasar di Indonesia. Namun, saya juga yakin bahwa tema yang diangkat dalam film ini memiliki relevansi yang luas, bahkan bisa diterima di pasar internasional. Isu-isu yang dibahas dalam film ini bersifat universal, tidak terbatas pada budaya Indonesia saja,” tambah Hanung dengan optimis.
Meskipun judulnya mencantumkan kata ‘Kamasutra’, Hanung menegaskan bahwa ‘Gowok Kamasutra Jawa’ tidak akan menampilkan adegan-adegan seksual yang vulgar atau mengundang ketidaknyamanan bagi penonton. Berbeda dengan interpretasi umum dari karya seperti ‘Kama Sutra: A Tale of Love’ karya Mira Nair, Hanung memastikan bahwa film ini tetap mengedepankan kesopanan dan nilai-nilai edukatif.
Film ini dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris ternama, di antaranya Raihaanun, Lola Amaria, Reza Rahadian, Ali Fikry, Nayla Denny Purnama, Slamet Rahardjo, Djenar Maesa Ayu, Aldy Bias, dan Donny Damara. Kehadiran para bintang papan atas ini diharapkan dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi penonton.
Selain menawarkan hiburan, Hanung juga berharap bahwa ‘Gowok Kamasutra Jawa’ bisa menjadi jendela bagi penonton untuk memahami kekayaan budaya Jawa yang begitu mendalam. Dengan menyajikan cerita yang berani dan relevan, film ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam dunia perfilman Indonesia.
MVP Pictures sendiri terus berupaya untuk menghadirkan film-film berkualitas yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan baru bagi penonton. Dukungan mereka terhadap proyek-proyek film yang mengeksplorasi budaya lokal menjadi angin segar di industri perfilman tanah air.
Secara keseluruhan, ‘Gowok Kamasutra Jawa’ diharapkan tidak hanya menjadi tontonan yang menarik, tetapi juga menjadi bahan diskusi yang membuka mata banyak pihak tentang betapa kayanya budaya Indonesia. Dengan sentuhan khas Hanung Bramantyo, film ini siap mengajak penonton untuk mengeksplorasi sisi lain dari kebudayaan Jawa yang penuh dengan nilai-nilai luhur.
Dengan demikian, kehadiran ‘Gowok Kamasutra Jawa’ menjadi bukti nyata komitmen MVP Pictures dalam mengangkat cerita-cerita yang berakar dari budaya lokal, sekaligus menawarkan perspektif baru yang lebih mendalam kepada para penonton. Film ini dipastikan akan menjadi salah satu karya yang patut ditunggu dan diapresiasi dalam industri perfilman Indonesia.
Baca juga: Menjejak Warna-warni Suku Batak, Ternyata Ada 5 Jenis!
Sumber: Okezone.